Selasa, 12 Januari 2010

Diposting oleh praz't blog

Masyarakat Madani
Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa masyarakat madani ialah suatu komunitas individu yang memiliki kesukarelaan, kemandirian, dan patuh terhadap suatu aturan atau hukum yang berlaku.
Masyarakat madani bukanlah merupakan suatu masyarakat paksaan atau karena idoktrinasi. Keanggotaan masyarakat madani adalah keanggotaan dari pribadi yang bebas, yang secara sukarela membentuk suatu kehidupan bersama dan oleh sebab itu mempunyai komitmen bersama yang sangat besar untuk mewujudkan cita-cita bersama. Dengan sendirinya tanggung jawab pribadi sangat kuat karena diikat oleh keinginan bersama untuk mewujudkan keinginan tersebut.
Masyarakat madani tidak tergantung kepada negara, juga tidak tergantung kepada lembaga-lembaga atau organisasi lain. Setiap anggota mempunyai harga diri yang tinggi, yang percaya akan kemampuan sendiri untuk berdiri sendiri bahkan untuk dapat membantu sesama yang lain yang berkekurangan. Keanggotaan yang penuh percaya diri tersebut adalah anggota yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan terhadap masyarakatnya.
Para anggota masyarakat madani adalah manusia-manusia yang percaya diri sehingga tidak tergantung kepada peritah orang lain termasuk negara. Bagi mereka, negara adalah kesepakata bersama sehingga tanggung jawab yang lahir dari kesepakatan tersebut adalah juga tuntutan dan tanggung jawab dari masing-masing anggota. Inilah negara yang berkedaulatan rakyat. Masyarakat madani adalah suatu masyarakat yang berdasarkan hukum dan bukan negara kekuasaaan.

Peran Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani
Civil society diterjemahkan sebagai "masyarakat madani", yang mengandung tiga hal, yakni agama, peradaban dan perkotaan. Di sini, agama merupakan sumber, peradaban adalah prosesnya, dan masyarakat kota adalah hasilnya.[ Dawam Raharjo. Agama dan Masyarakat Madani.http://www.fortunecity.com/millennium/oldemill/498/civils/MDRahardjo.html. Diakses pada tanggal 1 Januari 2010]
Agama dianalogkan sebagai suatu mesin yang outputnya terdiri dari individu-individu yang memiliki ketakwaan sosial yang tinggi. Individu-individu madani menjadi syarat utama bagi terbentuknya masyarakat madani karena pada dasarnya masyarakat adalah sebuah komunitas yang terdiri dari individu-individu.
Di dalam agamalah jiwa seseorang itu terbentuk. Seseorang akan bersikap fanatik jika didalam agamanya diajarkan pemahaman-pemahaman yang menjunjung tinggi ego dan sikap meremehkan pihak lain. Sebaliknya, seseorang akan bersikap pluralis jika didalam agamanya mengajarkan sikap saling menghargai dan toleransi.
Setiap agama di dunia pasti memiliki ajaran yang sama, yakni membentuk sebuah masyarakat madani. Lewat Nabiyullah Muhammad SAW, agama Islam telah lebih dulu mengajarkan bagaimana membentuk sebuah masyarakat yang damai, toleran, dan saling menghargai seperti tertuang dalam piagam madinah. Di dalam sabdanya, Yesus pun menjunjung tinggi ajaran cinta kasih sesama manusia. Begitupula Budha Sidharta Gautama, mencontohkan sikap rela berkorban demi menyelamatkan umat manusia.

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Terbentuknya Masyarakat Madani di Dalam Keberagamaan
Sesungguhnya untuk membentuk sebuah masyarakat madani diperlukan individu yang memiliki ketakwaan sosial yang tinggi. Oleh karena itu pemahaman yang benar terhadap ajaran agama sangatlah berpengaruh dalam terbentuknya masyarakat madani.
Faktor lain yang juga berpengaruh, walaupun pengaruhnya sangat kecil adalah tingkat pendidikan, tingkat perekonomian, dan adat istiadat penduduk. Semula kami sedikit meragukan hal ini, tapi setelah melakukan penelitian lebih lanjut di peroleh hasil yang positif walaupun tidak terlalu mencolok.
Umunya kasus-kasus antarumat beragama yang melibatkan faktor pendidikan, dan penghasilan sangatlah jarang ditemui di daerah Kota Kediri dan sekitarnya karena masyarakat memiliki adat dan kebudayaan yang relatif sama. Tetapi pemandangan berbeda akan ditemukan di daerah Poso dan daerah-daerah tempat tujuan imigran.

0 komentar:

Posting Komentar